
Perayaan Hari Juang Polri di Surabaya
Hari Juang Polri yang diperingati setiap 21 Agustus menjadi momen penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Pada tahun ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo hadir sebagai inspektur upacara di Monumen Perjuangan Polri, Surabaya, Jawa Timur. Upacara ini tidak hanya sekadar perayaan sejarah, tetapi juga menjadi simbol dedikasi dan komitmen Polri dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Upacara digelar pada hari Kamis (21/8) dengan dihadiri oleh berbagai tokoh penting. Di antaranya adalah para mantan Kapolri seperti Jenderal (Purn) KPH Roesdihadrdjo, Jenderal (Purn) S Bimantoro, hingga Jenderal (Purn) Sutarman. Selain itu, pejabat utama Mabes Polri turut hadir, termasuk Kabaharkam Polri Irjen Karyoto, Kalemdiklat Polri Komjen Chryshnanda Dwilaksana, Dankorbrimob Komjen Imam Widodo, serta sejumlah pejabat lainnya.
Selain pejabat kepolisian, beberapa tokoh sipil juga turut hadir dalam acara tersebut. Di antaranya adalah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Prawansa, Pangdam Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin, Kapolda Jatim Irjen Nanang Avianto, dan Ketua DPRD Jatim Kusnadi. Turut hadir pula Pangkoarmada II Laksda TNI GP Alit Jaya, Wakajati Hari Wibowo, serta keluarga dari M Jasin dan Moekar, serta veteran penghargaan Seroja Timor Timur.
Upacara diikuti oleh 977 personel Polri. Setelah pelaksanaan upacara selesai, Jenderal Sigit memberikan santunan kepada veteran Polri, keluarga M Jasin, dan putri Moekari (Ajudan M Jasin). Ia juga meresmikan patung M Jasin sebagai bentuk penghormatan terhadap peran pentingnya dalam sejarah kepolisian Indonesia.
Sejarah Singkat Hari Juang Polri
Peristiwa penting yang menjadi dasar perayaan Hari Juang Polri terjadi pada 21 Agustus 1945 pukul 07.00 WIB. Saat itu, Inspektoer Polisi Kelas I Moehammad Jasin membacakan Proklamasi Polisi di halaman markas Polisi Istimewa Surabaya. Proklamasi ini menunjukkan kesetiaan Polisi Istimewa kepada Negara Republik Indonesia.
Proklamasi tersebut berisi pernyataan bahwa "Oentoek bersatoe dengan rakjat dalam perdjoeangan mempertahankan Proklamasi 17 Agoestoes 1945 dengan ini menjatakan Poelisi sebagai Poelisi Repoeblik Indonesia". Setelah proklamasi dibacakan, Moehammad Jasin dan anggota Polisi Istimewa melakukan pawai siaga untuk menunjukkan kekuatan dan kesiapan tempur menghadapi reaksi Jepang. Mereka juga menempelkan pamflet proklamasi dan melucuti senjata tentara Jepang, lalu membagikannya kepada para pejuang.
Peristiwa ini memiliki dampak besar terhadap perjuangan di berbagai daerah seperti Aceh, Sumut, Sumbar, Sulawesi, Jambi, Palembang, Jakarta, Jawa Barat, dan Jogjakarta. Ikrar proklamasi polisi menjadi momentum penting dalam membangun semangat anggota Polri untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan dalam berbagai peristiwa bersejarah, seperti Hari Pahlawan 10 November 1945, Pertempuran 5 hari di Semarang pada 15-19 Oktober 1945, Bandung Lautan Api 23 Maret 1946, dan Hari Penegakan Kedaulatan Nasional 1 Maret 1849.
Hari Juang Polri tidak hanya menjadi peringatan sejarah, tetapi juga menjadi inspirasi bagi seluruh anggota Polri untuk terus berkomitmen dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya demi kepentingan bangsa dan negara.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!