Desa Maibua Dilanda Banjir, 180 Jiwa Terkena Dampak

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Desa Maibua Dilanda Banjir, 180 Jiwa Terkena Dampak

Banjir Melanda Desa Maibua, Kecamatan Lampasio

Pada Jumat (22/8/2025), wilayah Desa Maibua, Kecamatan Lampasio, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, dilanda banjir. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 22.20 Wita dan menggenangi pemukiman warga setempat. Menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulteng, banjir terjadi akibat hujan deras yang mengguyur daerah sekitar.

Dari data yang dihimpun, sebanyak 180 jiwa terdampak oleh banjir tersebut. Meski tidak ada korban jiwa maupun pengungsi, air masih menggenangi rumah-rumah warga hingga Sabtu (23/8/2025). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi wilayah tersebut masih memerlukan penanganan lebih lanjut.

Kecamatan Lampasio memiliki batas wilayah yang berdekatan dengan beberapa daerah lain. Di utara, kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Baolan. Di timur, terdapat Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Buol. Di selatan, berbatasan dengan Kecamatan Ogodeide, sedangkan di barat berbatasan dengan Kecamatan Basidondo. Ibu kota Kecamatan Lampasio adalah Desa Sibea.

Wilayah ini terdiri dari sembilan desa, yaitu Janja, Oyom, Salugan, Lampasio, Tinading, Sibea, Maibua, Mulya Sari, dan Ogomatanang. Dataran Kecamatan Lampasio dikenal sebagai wilayah potensial untuk menjadi lumbung beras dan pusat pangan. Topografi daerah ini dikelilingi oleh pegunungan serta memiliki belasan sungai besar maupun kecil, sehingga menjadikannya sebagai kawasan strategis untuk pertanian.

Namun, potensi besar ini sering kali terancam oleh masalah banjir yang terjadi hampir setiap musim hujan. Selama tahun 2025, Kecamatan Lampasio beberapa kali dilanda banjir. Beberapa peristiwa banjir yang tercatat antara lain:

  • 2 Februari 2025: Banjir terjadi akibat tingginya curah hujan yang menyebabkan luapan sungai di wilayah Kecamatan Lampasio dan Kecamatan Basidondo.
  • 16 Maret 2025: Banjir melanda Desa Janja, Desa Sibea, dan Desa Salugan. Luapan air sungai mengakibatkan banjir pada pemukiman, persawahan, dan perkebunan warga.

Banjir di Kecamatan Lampasio tidak hanya disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi, tetapi juga karena wilayah ini merupakan daerah genangan. Sungai-sungai yang melintasi wilayah tersebut, seperti Sungai Labonu, Kongkomos, dan Silondou, sering kali meluap ketika hujan deras turun. Ditambah lagi, kurangnya sistem pengelolaan aliran sungai yang efektif memperburuk keadaan, sehingga air hujan tidak dapat segera dialirkan ke hilir atau ke laut.

Permasalahan ini menunjukkan perlunya penanganan yang lebih baik dalam pengelolaan sumber daya air dan mitigasi bencana. Dengan adanya perencanaan yang matang, masyarakat di Kecamatan Lampasio dapat lebih siap menghadapi ancaman banjir yang sering terjadi.