
Sejarah dan Keunikan Benteng Kuto Besak di Palembang
Benteng Kuto Besak (BKB) di Palembang merupakan salah satu destinasi wisata utama yang selalu menarik perhatian para pengunjung. Terletak di tepi Sungai Musi, benteng ini tidak hanya menjadi ikon kota Palembang tetapi juga menyimpan sejarah panjang dari Kesultanan Palembang. Wisatawan sering mengunjungi BKB sebagai titik awal untuk menjelajahi keindahan kota Palembang.
Benteng Kuto Besak dibangun pada abad ke-18 oleh Sultan Mahmud Badaruddin I dan diselesaikan pada masa Sultan Mahmud Badaruddin II. Selain berfungsi sebagai pusat pemerintahan, benteng ini juga berperan sebagai benteng pertahanan melawan kolonial Belanda. Keistimewaan BKB terletak pada desainnya yang sepenuhnya dibuat oleh arsitek lokal Palembang.
Menurut catatan Direktorat Jenderal Kebudayaan RI, dinding BKB memiliki ketebalan hingga 30 meter dengan ketinggian sekitar 9 meter. Struktur tersebut mampu menahan serangan senjata pada zamannya. Meskipun kini fungsi BKB bukan lagi sebagai pertahanan militer, kawasan ini telah bertransformasi menjadi ruang publik yang sering digunakan untuk berbagai acara budaya, musik, dan pemerintahan daerah.
"Benteng Kuto Besak menjadi ruang hidup warga Palembang sekaligus simbol kebangkitan wisata sejarah di Sumatera Selatan," demikian pernyataan Dinas Pariwisata Sumatera Selatan dalam siaran pers tahun 2022. Keindahan BKB semakin lengkap dengan latar belakang Sungai Musi dan Jembatan Ampera yang ikonik. Pengunjung dapat menikmati pemandangan sore hari sambil menyaksikan perahu-perahu tradisional yang melintas.
Banyak wisatawan memilih area sekitar BKB sebagai spot favorit untuk berfoto, terutama saat matahari terbenam. Selain itu, kawasan ini juga menjadi pusat kuliner khas Palembang. Berbagai makanan seperti pempek, tekwan, dan pindang ikan banyak tersedia di warung dan restoran sekitar benteng.
“Kawasan BKB menjadi pusat kuliner dan ekonomi kreatif bagi warga Palembang,” ujar Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru dalam keterangan resmi pemerintah Provinsi Sumatera Selatan tahun 2023. Tidak hanya menarik wisatawan lokal, BKB juga mulai dikenal oleh wisatawan mancanegara. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan menunjukkan peningkatan kunjungan turis asing ke Palembang, salah satunya karena daya tarik wisata sejarah seperti BKB.
Namun, BKB juga menghadapi tantangan dalam hal konservasi. Beberapa bagian dinding sudah mulai rapuh akibat faktor usia dan lingkungan. Untuk menjaga kelestarian bangunan, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB Sumsel) gencar melakukan upaya pemeliharaan dan pelestarian agar bangunan tetap terjaga untuk generasi mendatang.
Dengan keindahan, nilai sejarah, dan fungsinya sebagai ruang publik, Benteng Kuto Besak menjadi salah satu destinasi yang tidak boleh dilewatkan jika berkunjung ke Palembang. Benteng ini bukan hanya saksi bisu masa lalu, tetapi juga jembatan antara sejarah dan kehidupan modern masyarakat kota Palembang. BKB terus menjadi bukti bahwa wisata sejarah mampu hidup berdampingan dengan kebutuhan masyarakat masa kini. Melalui perpaduan budaya, kuliner, dan panorama Sungai Musi, benteng ini menghadirkan pengalaman unik yang membuat wisatawan selalu ingin kembali.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!