10 Saham Terpuruk Minggu Ini Saat IHSG Pecahkan Rekor ATH, Termasuk AMMN, BMRI, dan BBCA

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Saham Big Caps Jadi Penyebab Pelemahan IHSG, Tapi Indeks Malah Pecahkan Rekor ATH

Beberapa saham perusahaan besar (big caps) seperti AMMN, BMRI hingga BBCA menjadi salah satu penyebab penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini. Meskipun mengalami tekanan dari saham-saham tersebut, IHSG justru berhasil menembus rekor all time high (ATH) baru.

Daftar Saham Penekan IHSG

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) menjadi yang terbesar dalam memberatkan IHSG sepanjang minggu ini. Saham AMMN turun 6,12% dalam seminggu dan berkontribusi menurunkan IHSG sebesar 15,66 poin.

Di posisi kedua, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga turut membebani indeks. Saham BMRI anjlok 3,1% dan menyumbang penurunan IHSG sebesar 12,25 poin. Sementara itu, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun 1,58% dalam seminggu dan membebani IHSG sebesar 8,92 poin.

Selain itu, saham BBNI turun 5,53% dan berkontribusi menurunkan IHSG sebesar 8,90 poin. Saham AMRT juga masuk daftar top laggards dengan penurunan 6,98% dan kontribusi 6,45 poin. Selanjutnya, saham DCII turun 1,45% dan berkontribusi 4,74 poin. Saham GOTO juga turun 3,51% dan membebani IHSG sebesar 4,29 poin.

Saham MDKA turun 5,93% dalam seminggu dan berkontribusi menurunkan IHSG sebesar 4,17 poin. Di urutan ke-9 dan 10, saham PANI dan INKP masing-masing turun 4,51% dan 6,11% dengan kontribusi 2,59 poin dan 2,42 poin.

Berikut adalah daftar lengkap top laggards atau saham penekan IHSG pekan ini:

  • AMMN: (-15,66 Poin)
  • BMRI: (-12,25 Poin)
  • BBCA: (-8,92 Poin)
  • BBNI: (-8,90 Poin)
  • AMRT: (-6,45 Poin)
  • DCII: (-4,74 Poin)
  • GOTO: (-4,29 Poin)
  • MDKA: (-4,17 Poin)
  • PANI: (-2,59 Poin)
  • INKP: (-2,42 Poin)

IHSG Pecahkan Rekor ATH Baru

Meskipun beberapa saham besar mengalami penurunan, IHSG berhasil mencapai rekor all time high (ATH) baru pada penutupan pekan ketiga September 2025. Penguatan indeks didorong oleh lonjakan di sektor industri, teknologi, dan energi.

Berdasarkan data BEI, IHSG naik 2,51% selama periode 15-19 September 2025, mencapai level 8.051. Ini lebih tinggi dari rekor sebelumnya di level 8.025,17 yang tercatat pada Rabu (17/9/2025).

Volume transaksi harian bursa juga meningkat sebesar 25,14% menjadi 42 miliar lembar saham, dibandingkan 33,56 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya. Frekuensi transaksi harian juga meningkat sebesar 4,42% menjadi 2,13 juta kali transaksi dari 2,04 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Kapitalisasi pasar BEI meningkat sebesar 3,56% menjadi Rp14.632 triliun dari Rp14.130 triliun pada pekan sebelumnya. Net buy asing juga meningkat signifikan, mencapai Rp3,03 triliun, berbeda dengan pekan lalu yang mencatatkan net sell asing sebesar Rp6,59 triliun.

Perbandingan nilai transaksi antara investor asing dan domestik juga berubah. Investor asing mendominasi sebesar 55%, sementara investor domestik hanya 45%. Sebelumnya, perbandingannya adalah 36% untuk investor asing dan 64% untuk investor domestik.

Perkembangan Sektor Saham

Secara sektoral, sektor industri menjadi yang paling kuat dengan kenaikan 11,01% ke level 1.507,08. Sektor teknologi mengikuti dengan kenaikan 10,18% ke level 10.896,42. Sementara sektor energi menguat 5,18% ke level 3.280,14.

Di sisi lain, tiga sektor terbawah dihuni oleh sektor finansial yang turun 0,19% ke level 1.458,44. Sektor properti dan real estat tumbuh 0,76% ke level 877,28, sedangkan sektor infrastruktur menguat 3,10% ke level 1.851,35.