Yang Menarik dan Lucu dari Kompetisi Robot Manusia di Tiongkok

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Perhelatan Dunia Robotik di Beijing

Pada bulan Agustus 2025, kota Beijing menjadi pusat perhatian dunia saat lebih dari 500 robot humanoid berkumpul untuk mengikuti ajang World Humanoid Robot Games. Acara ini digelar di Stadion Nasional Beijing dan Stadion Ice Skating pada tanggal 15 hingga 17 Agustus. Sebanyak 280 tim dari 16 negara berlaga dalam kompetisi yang pertama kali diselenggarakan di dunia.

Negara-negara peserta termasuk Jepang, Amerika Serikat, Jerman, serta tuan rumah Cina. Tidak hanya dari universitas dan perusahaan swasta, beberapa tim juga berasal dari siswa SMA. Dukungan penuh dari Pemerintah Cina membuat acara ini menjadi momen penting dalam pengembangan teknologi robotik dan kecerdasan buatan (AI) di negara tersebut.

Lari 1.500 Meter sebagai Cabang Pertama

Cabang olahraga pertama yang dipertandingkan adalah lari 1.500 meter. Tim dari perusahaan robotik terkenal, Unitree, menunjukkan kemampuan mereka dengan meraih posisi pertama. Robot bernama H1 mencatatkan waktu 6 menit 29 detik, jauh dari rekor manusia yang hanya 3 menit 26 detik. Robot Unitree lainnya finis di posisi ketiga, sementara X-Humanoid yang sebelumnya memenangkan lomba half marathon juga berhasil menempati posisi kedua.

Namun, tidak semua peserta mampu menyelesaikan lomba. Banyak robot yang gagal sampai garis finish, bahkan satu robot harus ditarik dari arena setelah kepalanya lepas. Wang Zizi, salah satu perakit robot tersebut, menyebutkan bahwa menjaga keseimbangan saat berlari menjadi tantangan terbesar.

Upacara Pembukaan yang Spektakuler

Setelah lomba lari, fokus bergeser ke upacara pembukaan yang menampilkan robot-robot pembawa bendera, defile peserta, dan tarian koreografi antara robot dan manusia. Ada pula penampilan musik oleh sekumpulan robot humanoid. Meski spektakuler, beberapa robot mengalami kejadian tak terduga seperti tersandung dan jatuh.

Kekurangan Teknologi AI

Selama acara berlangsung, banyak video streaming menunjukkan robot-robot dua kaki bertumbangan secara konyol, bahkan saling bertabrakan. Di cabang kickboxing, robot cenderung goyah dan jatuh ketika tendangan tidak tepat sasaran. Sementara itu, dalam pertandingan sepak bola, robot sering jatuh setelah kontak sedikit saja.

Secara keseluruhan, para peserta berkompetisi dalam berbagai cabang olahraga maupun tugas spesifik seperti memilah obat-obatan dan membersihkan area. Max Polter, anggota tim sepakbola HTWK Robots dari Jerman, menyatakan bahwa mereka datang untuk bermain dan menang, tetapi juga tertarik dalam riset. Ia menilai bahwa kompetisi ini memberi kesempatan untuk menguji pendekatan baru yang menarik.

Tanggapan Penonton dan Ahli

Beberapa penonton mengungkapkan antusiasme mereka. Chen Ruiyuan, 18 tahun, menyebut tinju sebagai favoritnya karena membutuhkan agilitas tinggi dan menilai robot-robot sudah lebih baik daripada sebelumnya. Namun, Jonathan Aitken, insinyur dari University of Sheffield, Inggris, mengkritik bahwa teknologi AI masih jauh dari harapan. Ia mengatakan robot-robot humanoid masih bergerak tidak terkendali.