Quartararo Akui Kehilangan Arah Usai Hasil Buruk Yamaha di MotoGP Austria 2025

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kegagalan Yamaha di MotoGP Austria 2025, Quartararo Mengaku Bingung

Fabio Quartararo mengakui kebingungan setelah tampil mengecewakan dalam balapan utama MotoGP Austria 2025. Pada lomba yang berlangsung di Red Bull Ring pada Minggu, 17 Agustus 2025, semua motor Yamaha justru finis di posisi paling bawah. Meskipun lintasan Red Bull Ring dikenal tidak ramah bagi Yamaha, hasil yang diraih musim ini justru menjadi salah satu yang terburuk dalam sejarah tim.

Tidak ada satupun motor Yamaha yang mampu start lebih tinggi dari baris keenam, dan saat balapan berakhir, seluruh pembalap dari pabrikan Jepang itu menempati empat posisi terbawah. Quartararo menjadi yang terbaik di antara rekan setimnya dengan finis ke-15, hanya mengumpulkan satu poin. Juara dunia MotoGP 2021 ini mengeluhkan minimnya grip pada Yamaha M1 miliknya.

“Setelah GP ini, saya sedikit tersesat. Kami memang memperkirakan akan kesulitan di sini, tapi tidak separah ini,” ujarnya. Ia juga menyebut bahwa tim sedang menunggu bagaimana motor bereaksi di Hungaria. “Kami akan berusaha memahami apa yang sebenarnya terjadi di trek ini.”

Quartararo menambahkan bahwa performa motor sempat menjanjikan di sesi latihan Jumat dan Sabtu pagi. Namun kondisi berubah drastis saat sprint dan balapan utama. “Saat race saya tidak punya perasaan bagus. Saya hanya sempat menyalip Jack Miller, itu saja. Grip tiba-tiba hilang,” katanya.

Meski begitu, Quartararo tetap optimistis bisa bangkit di seri berikutnya. Ia menyebut sudah melihat karakter sirkuit Balaton Park di Hungaria yang lebih stop-and-go, biasanya tidak cocok dengan Yamaha, tapi tetap siap mencoba perbaikan.

Miguel Oliveira: Quartararo Satu-satunya Pembeda

Rekan setim Quartararo di Yamaha, Miguel Oliveira, yang finis ketiga dari empat rider tim, juga mengeluhkan masalah serupa. Menurutnya, grip motor M1 sangat lemah saat akselerasi keluar tikungan dan makin bermasalah ketika menggunakan ban belakang Michelin dengan konstruksi lebih kaku di Red Bull Ring.

“Kami tidak punya cengkeraman saat akselerasi, dan motor ini juga sangat lemah ketika harus mengerem,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa Fabio lah yang bisa membuat perbedaan besar di area pengereman, tapi itu murni karena talentanya, bukan karena motornya.

Oliveira menegaskan bahwa posisi Yamaha di papan bawah membuat urutan finis tak lagi relevan. “Hari ini, siapa yang lebih dulu atau terakhir dari Yamaha tidak ada artinya. Kami semua kesulitan. Motor ini sudah berada di batas kemampuannya,” katanya.

Tantangan Berat untuk Yamaha di Paruh Kedua Musim

Dengan hasil ini, Yamaha kembali dituntut menemukan solusi cepat jika ingin kompetitif di paruh kedua musim MotoGP 2025. Masalah grip dan kinerja motor yang tidak stabil di beberapa sirkuit menjadi tantangan besar bagi tim. Quartararo dan rekan-rekannya harus segera menemukan cara untuk meningkatkan performa agar bisa bersaing dengan tim-tim lain.

Beberapa faktor seperti konstruksi ban, pengaturan suspensi, dan karakteristik sirkuit yang berbeda memengaruhi hasil akhir. Dengan waktu yang semakin singkat, Yamaha perlu melakukan evaluasi mendalam dan segera melakukan perbaikan agar bisa kembali menunjukkan performa terbaiknya di seri-seri berikutnya.