Jentik, malaria, dan pasar: Sistem kesehatan melalui lensa kemitraan publik-swasta

Oleh Joannitta JOANNIDES

Saat kami memperingati Hari Nyamuk Dunia pada 20 Agustus, ini merupakan pengingat yang kuat bahwa mengalahkan penyakit yang ditularkan nyamuk seperti malaria memerlukan komitmen yang diperbarui dan strategi yang lebih cerdas—terutama di negara-negara seperti Ghana, di mana beban penyakit masih tinggi.

Pada tahun 2024, terdapat lebih dari 5,3 juta kasus, yang merupakan 2,5% dari total kasus di seluruh dunia dan hampir 2% dari kematian malaria global. Meskipun jumlah anak di bawah lima tahun yang sakit semakin sedikit, tingkat nasional telah turun menjadi 8,6%, namun beberapa daerah pedesaan masih mencatatkan tingkat hingga 12,8%.Penyakit ini hadir sepanjang tahun, dengan kasus yang lebih banyak dari bulan Mei hingga November.

Inovasi seperti jaring anti nyamuk yang tahan lama (LLINs) merupakan alat penting dalam perang melawan malaria. Mengingat meningkatnya ancaman resistensi insektisida, penting untuk terus berinovasi agar alat-alat penting seperti ini tetap efektif dalam melindungi populasi yang paling rentan.

Dengan komitmen berkelanjutan terhadap inovasi LLIN untuk mengurangi dampak resistensi insektisida, Vestergaard, sebuah perusahaan sosial yang fokus pada ilmu bahan, telah meluncurkan jaring nyamuk dengan dua bahan aktif yang dikenal sebagai PermaNet Dual. Mendorong pengembangan ini dan inovasi Vestergaard lainnya dalam perang melawan malaria—bukan hanya di Ghana, tetapi seluruh Afrika—adalah kemitraan publik-swasta (PPP) yang berbasis di Accra.

Laboratorium Vektor Vestergaard–Noguchi (VNVL), yang didirikan pada tahun 2011, adalah kemitraan publik-swasta (PPP) yang berlangsung lama antara Vestergaard dan Institut Noguchi untuk Penelitian Medis (NMIMR), sebuah lembaga penelitian biomedis terkemuka di Ghana.

Dipandu oleh ilmuwan Ghana, VNVL memainkan peran penting dalam landscape kesehatan masyarakat Ghana. VNVL mendukung Program Pemberantasan Malaria Nasional (NMEP) Ghana dan inisiatif pengendalian malaria lainnya serta memperluas dukungannya untuk mencakup penyakit yang ditularkan nyamuk seperti demam dengue, melalui Jaringan Pengawasan Aedes Afrika Barat (WAASuN).

Dalam konteks NMEP Ghana, VNVL fokus pada investasi infrastruktur, pemantauan resistensi insektisida, dan pembangunan kapasitas. Ini juga merupakan bagian dari Kemitraan Nasional Pemantauan Resistensi Insektisida (NIRMOP).

Lebih dari 1 juta dolar telah diinvestasikan dalam VNVL, termasuk pembuatan fasilitas yang mencakup area khusus untuk menernak nyamuk untuk uji coba, serta laboratorium untuk mempelajari alasan genetik ketahanan terhadap insektisida. Laboratorium bioassay dan molekuler yang khusus memungkinkan para ilmuwan untuk mengidentifikasi spesies nyamuk dan mengevaluasi seberapa baik mereka dapat bertahan terhadap insektisida, serta mengidentifikasi LLIN yang paling efektif sesuai situasi ketahanan insektisida setempat.

Fasilitas ini melatih generasi peneliti berikutnya dengan menampung ilmuwan pemula dan peserta Skema Layanan Nasional. Fasilitas ini mendukung 19 ilmuwan, staf kedua untuk NMIMR, dan mendanai program beasiswa pasca-doktoral tahunan yang menangani celah penelitian untuk eliminasi malaria di bawah target NMEP.

PPP seperti VNVL telah menunjukkan janji nyata dalam mengatasi tantangan kesehatan masyarakat, bekerja paling baik ketika mengalirkan investasi ke infrastruktur kesehatan masyarakat dan inovasi yang didorong oleh lokal.

Contoh sukses lainnya termasuk Program Pengendalian Malaria AngloGold Ashanti, yang secara signifikan mengurangi tingkat malaria di Obuasi melalui penyemprotan terarah dan partisipasi masyarakat. Kolaborasi seperti ini membantu membangun kapasitas jangka panjang, mengurangi ketergantungan bantuan, dan menyediakan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

PPP tetap menjadi kunci dalam mencapai target pengendalian dan eliminasi malaria di Afrika, serta membantu mempersiapkan ancaman kesehatan yang muncul seperti yang dipengaruhi perubahan iklim. Keberhasilan memerlukan kerangka kerja PPP yang kuat yang didukung pemerintah, yang mendorong kepemilikan bersama antara pelaku publik dan swasta, melindungi independensi ilmiah, dan memastikan bahwa kemitraan menghasilkan hasil yang dapat diukur. Kerangka kerja seperti ini memungkinkan sektor swasta untuk berkomitmen pada model yang dapat diskalakan dan dikelola secara lokal yang membangun kapasitas jangka panjang dalam sistem dan lembaga kesehatan Afrika.

Di seluruh Afrika, bakat, lembaga, dan ambisi sudah ada di sini. Yang dibutuhkan sekarang adalah kemitraan yang cukup berani untuk menyamai mereka. Komitmen lima tahun Vestergaard yang diperbarui terhadap VNVL adalah contoh dari ilmu pengetahuan, kepemimpinan yang kuat, dan dukungan jangka panjang yang bersatu, membangun kapasitas ilmiah melalui pelatihan, kolaborasi, dan inovasi dalam pengendalian vektor.

Dampaknya didorong oleh keselarasan dengan tujuan nasional jangka panjang, dengan akar pada kepemimpinan lokal—membangun infrastruktur ilmiah di dalam negeri, menempatkan peneliti lokal di posisi kepemimpinan dan memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan tetap berada di tempat yang paling dibutuhkan.

Malaria harus dikalahkan. Memanfaatkan model PPP dapat membantu mencapai ambisi ini di Ghana dan di luar negeri.

Penulis adalah Manajer Laboratorium, Vestergaard–Noguchi Vector Labs